Lippo Lepas Sebagian Saham Ovo karena Tak Setuju Praktik Bakar Uang
PT Bestprofit Futures - Pendiri Lippo Group Mochtar Riady memberi sambutan pada acara national tenant gathering dalam rangka ulang tahun ke-30, Lippo Malls di Senayan, Jakarta, Kamis (28/2). Kegiatan tersebut mengusung 3 DEKADE. (Liputan6.com/Fery Pradolo)
Jakarta - Pendiri Lippo Group Mochtar Riady mengatakan, pihaknya kini telah mengurangi sebagian besar kepemilikan saham di perusahaan dompet digital Ovo. Dengan begitu, kepemilikan saham Lippo atas Ovo tinggal tersisa sekitar 30 persen.
"Bukan melepas, adalah kita menjual sebagian. Sekarang kita mungkin tinggal sekitar 30 sekian persen, 1/3. Jadi 2/3 kita jual," ujar dia di Jakarta, Kamis (28/11/2019).
Saat ditanya seputar alasan, Mochtar Riady menjawab, pihaknya tak sejalan dengan Ovo lantara masalah kebijakan bakar uang. Seperti diberitakan sebelumnya, investorn Lippo disebut tidak setuju praktik seperti pemberian diskon dan cashback.
"(Alasannya?) Terus bakar uang, bagaimana kita kuat," ungkap dia sembari tersenyum.
Sebelumnya, pihak Lippo Group sempat menegaskan jika perusahaan tidak akan berpisah dari Ovo. Kabar yang sebelumnya beredar terkait konflik Lippo dan Ovo disebut hanya rumor yang tak berbasis fakta.
"Berita-berita yang mengabarkan adanya rumor bahwa Lippi Group akan meninggalkan dan keluar dari Ovo karena tidak sejalan dengan kebijakan marketing Ovo. Hal tersebut sepenuhnya rumor sama sekali tidak benar dan tidak berdasarkan fakta," ujar Direktur Lippo Group Adrian Suherman beberapa waktu lalu.
Lippo Dikabarkan Hengkang dari Ovo, Benarkah?
PT Bestprofit Futures - Corporate PR Managee Lippo Malls Indonesia, Nidia N Ichsan dan Sr. Branding Manager Aji Wicaksono saat menggunakan aplikasi OVO untuk bertransaksi pembayaran digital di Plaza Semanggi, Jakarta, Jumat (8/12).
Sebelumnya, Presiden Direktur PT Visionet Internasional (Ovo) Karaniya Dharmasaputra membantah kabar santer yang menyebut pendiri sekaligus investor strategis Ovo yakni Lippo Group hengkang dari perusahaan.
Kabar ini kian mencuat lantaran Ovo dinilai masih menerapkan sistem 'bakar duit' dimana pemain dan pesaing dompet digital di dalam negeri juga kian menjamur.
"Soal rumor itu, sama sekali tidak benar. Saya malah beberapa waktu lalu baru saja ketemu dan ngobrol panjang dengan Pak John Riady (Direktur Lippo Group) soal pengembangan Ovo ke depan. Kepada saya, Beliau banyak memberikan masukan dan selama ini sangat suportif terhadap berbagai upaya pengembangan bisnis Ovo," tuturnya kepada Liputan6.com Jumat (15/11/2019).
Dia melanjutkan, perusahaan memiliki misi yang jelas untuk meraih untung. Sebagai pemain baru yang berusia dua tahun, pihaknya menegaskan Ovo kini dalam tahap edukasi dan pengembangan pasar di tanah air.
"Ini penting, karena e-money masih berada di level infancy di Indonesia pada saat ini, dan akan terus berkembang dengan teramat pesat dalam 1-2 tahun ke depan," ujarnya.
best jakarta, profit jakarta, futures jakarta, bpf jakarta, bestprofit jakarta, Best Profit, best profit futures jakarta, pt bestprofit, pt best profit, PT Bestprofit Futures, pt best profit futures jakarta, Bestprofit, PT BestProfit, PT Bestprofit Futures