Bermodal Rp 2 Juta, Wanita Ini Sukses Jadi Pengusaha Tenun Gedogan
Ketekunan berbuah kesuksesan. Ini mungkin kalimat yang bisa menggambarkan upaya Rabiah. Berbekal kreativitas, dia berhasil mengantongi pendapatan besar per bulannya dari bisnis tenun gedogan.
Bermodal uang Rp 2 juta, kini wanita penenun itu bisa meraup omzet hingga puluhan juta rupiah per bulan. Tak hanya itu, wanita ini juga memberdayakan perempuan di lingkungan sekitar.
Rabiah mengawali usahanya di tahun 2000. Wanita kelahiran 1971 ini memulai usaha tenun dengan keterampilan yang dikuasai secara turun-temurun.
“Uang Rp 2 juta itu saya belikan benang. Ketika itu, harganya masih Rp 250. Sekarang sudah Rp 3 ribu,” kata Rabiah di Lombok Timur, Senin (28/5/2018).
Dia mulai berusaha tenun karena prihatin dengan pengangguran yang ada di sekitar rumah, terutama kaum hawa, baik ibu rumah tangga maupun anak perempuan yang baru lulus sekolah. Wanita yang baru lulus sekolah kesulitan mencari kerja, sedangkan ibu rumah tangga tak mandiri secara ekonomi, padahal memiliki keterampilan menenun.
“Kemudian, saya berinisiatif untuk mengumpulkan dan menampung mereka untuk usaha tenun ini,” kata Rabiah.
Wanita kelahiran Lombok Timur ini membekali ibu rumah tangga dan para gadis dengan benang dan peralatan. Kemudian, mereka menenun di rumah masing-masing. Kalau kainnya jadi, kaum ibu dan para gadis mengantarkannya ke rumah Rabiah.
“Mereka senang karena di waktu luang bisa menenun dan mendapatkan tambahan penghasilan mulai Rp 40 ribu sampai Rp 400 ribu per potong kain tergantung kerumitan motif,” kata dia.
Rabiah mengatakan tenun gedogan dan kain songket yang diproduksinya semakin diminati masyarakat, pemasarannya bertambah luas hingga merambah provinsi-provinsi lain. Bukan itu saja, plasma binaannya pun bertambah luas hingga kini mencapai 200 penenun di empat dusun di desanya. Tak hanya tenun dengan benang, perempuan yang aktif di berbagai organisasi itu juga mengembangkan kain dengan pewarnaan alam.
"Sampai saat ini produksi 50-60 bahkan ratusan kain per bulan dengan harga antara Rp400.000 sampai Rp1 juta perbulan," kata dia.