Konsumsi Batu Bara Nasional Capai 15,6 Juta MT pada Februari
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, konsumsi batu bara Indonesia mencapai 15,6 juta metrik ton (mt) selama Februari 2018. Mayoritas batu bara tersebut digunakan untuk sektor kelistrikan.
Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerjasama Kementerian ESDM Agung Pribadi mengatakan, berdasarkan catatan aplikasi online produksi batu bara nasional selama Februari mencapai 28,073 juta mt.
"Kalau produksi untuk PKP2B saja sebesar 24,3 juta mt," kata Agung, di Jakarta, Senin (5/3/2018).
Agung menuturkan, dari hasil produksi batu bara selama Februari 2018 tersebut, yang dijual untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri sebesar 15,6 juta mt. Sedangkan sisanya dijual ke luar negeri.
Untuk harga batu bara per Maret 2018, sebesar US$ 101,86 per ton, jika dibandingkan Februari HBA tersebut mengalami kenaikan 1,16 persen dari US$ 100,69 per ton.
Berdasarkan data hingga akhir 2017, porsi batu bara dalam bauran energi pembangkit listrik tercatat sebesar 57,22 persen. Porsi tersebut merupakan yang terbesar di antara jenis bahan bakar lainnya.
Selebihnya berasal dari gas bumi sebesar 24,82 persen Bahan Bakar Minyak (BBM) sebesar 5,81 persen dan Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 12,15 persen. Hal tersebut dilihat dari output produksi listrik dari tiap jenis pembangkit yang menggunakan jenis energi tersebut.
Di sisi lain, Pemerintah terus mengupayakan agar porsi BBM dalam bauran energi di pembangkit listrik terus turun. Catatan akhir 2017, porsi BBM tersebut mengalami penurunan signifikan, lebih dari separuhnya dibanding bauran BBM untuk pembangkit pada 2014 yang mencapai 11,81 persen.
Sejak 2014, pangsa pembangkit listrik jenis BBM sendiri menurun drastis sejak 2014. Dari 11,81 persen pada 2014 kemudian bergerak turun ke 8,58 persen pada 2015, 6,96 persen pada 2016 hingga 5,81 persen pada 2017. Bahkan Pemerintah menargetkan penggunaan BBM untuk pembangkit listrik hanya 5 persen dari bauran energi nasional pada 2018.
Kementerian ESDM juga mencatat, konsumsi listrik nasional pada akhir tahun 2017 mencapai 1.021 kilo Watt hour (kWh) per kapita. Bila dibandingkan pada tahun sebelumnya, yaitu 2016 meningkat sebesar 65 kWh per kapita.
Kondisi ini antara lain dipengaruhi oleh meningkatnya rasio elektrifikasi dan perubahan gaya hidup masyarakat yang semakin banyak mengkonsumsi listrik dalam kehidupan sehari-hari.