top of page

Misteri Patung 'The Unfinished Buddha' di Candi Borobudur

Sebuah patung Buddha yang tak sempurna, The Unfinished Buddha, menjadi salah satu misteri yang menyelimuti Candi Borobudur.

Seperti julukannya, 'unfinished', arca itu dianggap 'belum selesai' karena penampilannya yang tak lengkap, di mana sebagian tangan patung dibiarkan tak diukir.

Sebuah patung Buddha yang tak sempurna, The Unfinished Buddha, menjadi salah satu misteri yang menyelimuti Candi Borobudur.

Seperti julukannya, 'unfinished', arca itu dianggap 'belum selesai' karena penampilannya yang tak lengkap, di mana sebagian tangan patung dibiarkan tak diukir.

Tangan itu berbentuk persegi (jari-jari tidak lengkap dan ada satu hilang), lengan kanan yang tidak sama panjang dengan lengan kiri, ikal rambut yang belum dipahat, pahatan lipatan baju tidak halus, salah satu bahu tangan yang lebih besar daripada bahu tangan yang lain.

Menurut seorang peneliti dan arkeolog Belanda, W.F. Stutterheim, Candi Borobudur memiliki 505 patung Buddha, namun yang terpenting adalah Buddha Bhatara.

Entah bagaimana, Stutterheim yakin bahwa patung yang belum selesai itu adalah Bhatara Buddha.

Hingga kini patung itu masih berselimut misteri, termasuk tentang asal usulnya dan mengapa patung itu ditinggalkan.

Dikutip dari The Vintage News, Selasa (30/5/2017), menurut sebuah teori patung itu diyakini berasal dari stupa terbesar Borobudur. Stupa, yang berarti 'gundukan' dalam bahasa Sanskerta, adalah tempat meditasi di mana reliks Buddha ditempatkan di dalamnya.

Stupa utama yang menjadi mahkota Candi Borobudur memiliki ruang berongga. Saat pertama kali dibuka setelah monumen tersebut direstorasi, dikabarkan The Unfinished Buddha ditemukan di dalamnya.

"Ketika dibuka untuk restorasi, di dalam stupa itu konon ditemukan sebuah patung Budha yang belum selesai pengerjaannya. Mengenai hal ini, ada beberapa versi," kata Kepala Balai Konservasi Peninggalan Borobudur (BPKB), Maris Sutopo kepada Liputan6.com, Selasa (30/5/2017).

Arkeolog berpendapat, patung Buddha itu ditinggalkan di tengah pengerjaannya karena dianggap cacat dan tidak rata. Jadi, alih-alih melakukan tindakan yang ekstrem dengan menghancurkan benda yang sakral itu, pemahat mungkin telah meletakkannya di dalam stupa hanya untuk menyingkirkannya.

"Daripada menghancurkan sebuah patung Buddha, pengawas pembangunan mungkin memasukkannya ke dalam stupa utama," kata Maris.

Sementara itu pendapat lain mengaitkannya dengan restorasi Candi Borobudur yang dimulai oleh Gubernur Hindia Belanda asal Inggris, Sir Thomas Stamford Raffles pada 1814.

Featured Posts
Check back soon
Once posts are published, you’ll see them here.
Recent Posts
Archive
Search By Tags
Follow Us
  • Facebook Basic Square
  • Twitter Basic Square
  • Google+ Basic Square
bottom of page