top of page

3 Fakta Aneh Seputar Kematian di Abad Pertengahan

Fenomena kematian disikapi sangat absurd oleh penduduk Eropa pada Abad Pertengahan (Medieval Ages). Pada masa itu, sejumlah orang memaknai pemakaman dan pekuburan sebagai tempat tinggal.

Sebagian orang yang lain menggunakan tulang-belulang manusia untuk fungsi dekoratif dan perhiasan. Sementara itu, pada beberapa kasus, mayat pembunuhan yang masih segar berdarah justru digunakan sebagai bukti dalam persidangan kasus pembunuhan.

Berikut, 4 fakta aneh nan unik seputar fenomena kematian di Eropa pada Abad Pertengahan, seperti yang dirangkum, dari Listverse, Minggu, (21/5/2017).

1. Pekuburan Pusat Aktivitas Sosial

Pada Abad Pertengahan, kuburan adalah tempat yang sangat berbeda jika dibandingkan dengan masa kini. Alih-alih digunakan khusus untuk pembuangan orang mati, pada masa itu, pekuburan justru marak digunakan sebagai tempat kegiatan sosial masyarakat.

Sejumlah peristiwa sosial di pekuburan pada Abad Pertengahan meliputi; pemilihan umum, persidangan, khotbah, dan drama teater. Aktivitas prostitusi juga dilakukan di tempat itu.

Seperti yang dilaporkan oleh seorang ahli sejarah Philippe Aries, kuburan juga merupakan tempat perdagangan yang dikuasai milik gereja, bebas dari perpajakan, dan menjadi lokasi yang dicari bagi pemilik usaha kecil.

2. Membawa Mayat di Persidangan

Pada Abad Pertengahan, dikenal konsep Cruentation. Konsep itu dipahami sebagai fenomena mayat korban pembunuhan yang mengalami pendarahan jika dihadapkan langsung di depan pelakunya.

Konsep itu digunakan sebagai metode penegak hukum untuk melakukan pembuktian dalam persidangan kasus pembunuhan misterius. Atau ketika korban pembunuhan dibunuh oleh pelaku yang diduga sebagai ahli nujum.

Pencetus konsep itu adalah Raja James I dari Inggris yang ia tulis dalam buku Daemonologie. Dan pada Abad Pertengahan, konsep itu memiliki validitas hukum pada sebuah persidangan.

3. Osuarium, Gudang Penyimpanan Tulang-Belulang Manusia

Fenomena pekuburan yang mengalami kepadatan merupakan masalah yang kerap terjadi pada Abad Pertengahan. Maka, untuk memberikan sejumlah ruang untuk pekuburan, masyarakat Abad Pertengahan membuat sebuah Osuarium.

Osuarium dimaknai sebagai sebuah gudang atau ruangan bawah yang digunakan untuk menyimpan tulang-belulang jenazah manusia yang sebelumnya telah mengalami proses pembusukan di pekuburan. Hal ini dilakukan agar lahan bekas pekuburan mayat yang telah mengalami dekomposisi itu dapat diisi oleh jenazah baru.

Banyak tempat semacam itu memiliki nilai artistik, karena tulang disusun untuk menghasilkan pola dan ornamen yang estetis. Bahkan, osuarium juga memiliki pesan religius, yakni untuk menyampaikan pesan kepada orang yang masih hidup untuk percaya terhadap kematian.

Salah satu osuarium yang terkenal adalah Catacombs of Paris, di Prancis. Osuarium bawah tanah itu menampung sekitar 6 juta jenazah manusia yang telah menjadi tulang-belulang. Selain di Paris, catacombs juga terletak di Alexandria, Naples, Roma, dll.

Featured Posts
Check back soon
Once posts are published, you’ll see them here.
Recent Posts
Archive
Search By Tags
Follow Us
  • Facebook Basic Square
  • Twitter Basic Square
  • Google+ Basic Square
bottom of page